Minggu, 22 Januari 2017

SEEKOR KUCING DAN SEPASANG BURUNG

Ada sangkar besar di tubuh kecil setiap burung. Surga bagi para pecinta burung, tempat mereka terperangkap lupa diri dan mati. Juga matamu, sepasang burung terakhir di bumi. Aku tak pernah membenci apa pun sebesar aku mencintai matamu.

Pikiran bukan penjara. Aku penjarakan pikiranku. Kututup pintunya buat semua tamu dan nama. Kecuali jiwamu, puisi tentang jalan-jalan lengang pukul tiga pagi.

Aku ingin menjadi seekor kucing di jalanan atau puisi. Aku ingin memangsa sepasang burung di wajahmu.

Jauh dalam tubuhku ada pohon yang tumbang dan tumbuh tiap hari. Juga sarang tempat angin sering mampir istirahat.

Kelak orang membaca puisi tentang taman kota, mengunjungi museum burung, atau membaca dongeng tentang hutan-hutan yang hilang. Mereka tersenyum mengingatkul.

"Pada zaman dahulu, ada seekor kucing menyelamatkan sepasang burung dengan memakan sepasang mata kekasihnya."

(Melihat Api Bekerja, Kumpulan Puisi M. Aan Mansyur)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar