Senin, 16 Januari 2017

Jokowi dan Sapu Lidi



Politik yang gaduh. Inilah potret yang bisa ditangkap dalam setahun terakhir ini. Kegaduhan politik dipicu oleh banyak hal. Publikpun larut dalam pusaran kegaduhan politik tadi. Energi nasional seolah terserap habis. Kita seolah lupa, bahwa telah terjadi pelemahan ekonomi global yang berdampak pada pelemahan ekonomi di dalam negeri. Alih-alih bersama-sama mencari jalan keluar, yang terjadi justru saling menyalahkan dan menyulut kegaduhan yang baru.

Berbagai kegaduhan itulah yang menjadi ujian paling berat bagi Pemerintahan Jokowi. Kegaduhan mau tidak mau mengganggu konsentrasi Jokowi di tengah mengupayakan pemenuhan janji-janjinya kepada rakyat, melalui implementasi dan eksekusi program Nawa Cita. Sejauh ini, aneka kegaduhan politik tidak menyurutkan langkah presiden Joko Widodo memenuhi janji-janjinya kepada rakyat. Dan seperti yang kita rasakan dan amati bersama, secara bertahap Jokowi telah merealisasikan janji-janjinya itu.

Penegakkan hukum mulai menunjukkan perubahan yang menggembirakan. Jajaran kepolisian dan Kejaksaan Agung mulai proaktif dalam merespons kasus. Pada saat yang sama, KPK juga konsisten. Pada tahun 2015, KPK setidaknya menangani kasus 81 orang anggota DPR/DPRPD, 14 gubernur, 48 bupati/wali kota dan 118 pejabat eselon. KPK juga tak berhenti dalam melakukan operasi tangkap tangan. Langkah serupa mulai diikuti kepolisian dan jajaran kejaksaan. Misalnya Polda Metro Jaya yang melakukan operasi tangkap tangan dugaan suap pajak di DKI Jakarta.

Pemerintah berusaha keras segera mewujudkan konsep kemandirian pangan dan energi melalui serangkaian kebijakan. Pemerintah Jokowi juga terus mengembangkan program untuk membantu rakyat miskin dan pemberdayaan rakyat agar angka kemiskinan bisa ditekan. Akselerasi pembagian Kartu Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Keluarga Sejahtera merupakan langkah nyata menekan angka kemiskinan. Bantuan pangan berupa rastra (raskin) menjadi 14 kali dalam setahun.

Sejak awal duduk di kursi kepresidenan, Jokowi sadar begitu banyak persoalan yang tengah dihadapi bangsa ini dan membutuhkan penanganan yang cepat agar bangsa ini tidak terpurpuk semakin dalam. Penulis mengibaratkan Jokowi bagaikan berjalan di atas gelombang, berjalan di atas gulungan ombak dan hempas badai. Jokowi pasang badan, menghadapi semua tantangan dengan senyuman, menaklukkan berbagai kendala dengan trengginas, serta mengesekusi program dan kebijakan tanpa banyak basa-basi. Jokowi harus pandai pandai menghadapi berbagai dinamika dan tantangan disekitarnya, agar bisa mewujudkan program-programnya.

Namun demikian, kalau kita mau jujur, berbagai program yang telah dieksekusi telah memberi banyak manfaat bagi rakyat banyak. Peningkatan produksi beras secara nasional, ditengah bayang-bayang El Nino, tidak lepas dari upaya khusus (Upsus) pertanian yang diterapkan pemerintahan Jokowi. Demikian pula penambahan pasokan listrik mulai dirasakan di berbagai daerah.




Bila mencermati setahun perjalanan pemerintahannya, Jokowi seperti orang yang menempati rumah baru. Wajar apabila Jokowi sebagai penghuni baru rumah itu melakukan bersih-bersih,, merapikan rumah itu. Untuk membersihkan rumah, antara lain digunakan sapu lidi. Dengan sapu lidi di tangan, Jokowi membersihkan rumahnya, merapikan rumahnya. Rupanya banyak hal yang harus dilakukan pak presiden agar tempat tinggalnya tampak nyaman dan asri.

Sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintanhan, Jokowi juga membutuhkan 'sapu lidi' lain. Jokowi harus melakukan sinergi dari seluruh elemen bangsa ini untuk menghadapi dan mengalahkan berbagai tantangan yang ada. Diperlukan pula koordinasi, integrasi, simplikasi dan sinkroniasi bagi seluruh pemangku kepentingan bangsa ini.

Badab Usaha Milik Negara (BUMN) didorong untuk bersinergi antara satu dengan yang lain, sehingga memiliki satu kekuatan untuk menggarap proyek skala besar. Pembangunan pelabuhan Kuala Tanjung menjadi sebuah potret dari sinergi BUMN saat ini. Untuk mengatasi gejolak harga pangan, Jokowi tak segan mengundng makan siang pedagang beras dan berbagai pihak terkait ke Istana Negara. Dari meja makan siang itu dicari akar masalahnya, juga dibicarakan solusi untuk mengatasi masalah itu.

Pada setahun terakhir kita memang menangkap irama baru dalam perjalanan bangsa ini. Jokowi dengan sapu lidinya, konsisten melakukan bersih-bersih di semua sudut. Berbagai kebijakan yang diambil, membuat banyak orang terkaget-kaget. Misalnya, mendukung pembekuan PSSI, penenggelaman kapa pencuri ikan, eksekusi mati gembong narkoba, pencabutan hak guna usaha perkebunan yang lahannya terbakar, hingga mempidanakan perusahaan asing pembakar hutan.

Kita juga menyaksikan berbagai inisiatif Presiden mendorong para pelaku ekonomi bersinergi antara satu dengan yang lain. Kita juga menyaksikan berbagai terobosan lain, misalnya mengeksekusi proyek-proyek strategis yang mangkrak, menolak melakukan ground breaking proyek yang belum ada progressnya. Jokowi tengah membangu sebuah fondasi yang kokoh untuk kita semua di masa depan. Fondasi yang akan menjadi pijakan kita bersama, agar kita mampu membuat lompatan lompatan besar untuk mengejar ketertinggalan kita.

Pengantar 1 Tahun Jokowi, Berjalan Diatas Gelombang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar