Rabu, 11 Januari 2017

I HAVE A DREAM (By: Martin Luther King; 1968)

SAYA merasa bahagia bergabung bersama anda hari ini, dengan apa yang akan terjadi dalam sejarah sebagai demonstrasi terbesar demi kebebasan dalam sejarah bangsa kita.

Lima ratus tahun lalu, seorang Amerika yang hebat, yang bayangan simboliknya sekarang kita rasakan, menandatangani Proklamasi Emansipasi. Keputusan penting itu adalah lentera harapan bagi jutaan budak Negro yang masih terbakar dalam api ketidakadlian. Peristiwa itu dipandang sebagai sebuah kabar gembira yang mengakhiri malam panjang mereka dalam tahanan.

Tetapi seratus tahun kemudian, ternyata kaum Negro masih terkekang.

Seratus tahun kemudian, hidup seorang Negro masih menyedihkan, pincang karena belenggu pemisahan dan rantai diskriminasi.

Seratus tahun kemudian, Negro masih hidup di sebuah pulau kemiskinan yang sepi di tengah-tengah luasnya lautan kemakmuran materi.

Seratus tahun kemudian, kaum Negro masih hidup merana di sudut-sudut kota Amerika dan menemukan dirinya hidup dalam pengasingan di tanahnya sendiri.

Jadi kita hadir hari ini disni untuk mendramatisasi kondisi yan memilukan. Ibaratnya kita datang ke ibu kota Negara untuk mencairkan cek kita.

Ketika arsitek republik ini menulis kata-kata indah tentang konstitusi dan deklarasi kemerdekaan, mereka menandatangani surat utang dimana setiap orang Amerika adalah ahli waris. Surat utang itu menjanjikan bahwa setiap orang, ya, kulit hitam, dan juga kulit putih, terjamin hak hidupnya yang tidak terpisah-pisah yang dapat diambil oleh orang lain, termasuk kebebasan, dan pencarian kebahagiaan hidupnya.

Mudah dimengerti hari ini Amerika sudah melalaikan janjinya. Amerika telah memberikan orang Negro cek yang buruk; Sebuah cek yang dikembalikan dengan tulisan "tidak cukup dana". Kami menolak mempercayai bahwa dana tidak cukup dalam ruang kesempatan bangsa ini. Kami ingin tunaikan cek ini, cek yang akan memberikan tuntutan kekayaan, kebebasan, dan keadlian yang aman. Kita datang ke tempat keramat ini untuk mengingatkan Amerika tentang ketakutan yang mendesak. Tidak ada waktu untuk berada dalam kemewahan atau menelan sedikit demi sedikit obat yang meredakan. Sekarang waktunya untuk membuktikan janji demokrasi.

Sekarang saatnya untuk bangkit dari kegelapan dan menyingkirkan lembah pemisahan ke jalan cahaya keadlian antarras.

(Cuplikan Pidato I Have a Dream, Martin Luther King, Jr. 1929 - 1968, Writings and Speeches that Changes the World: Foreword by Coretta Scot King. Harper, San Francisco, Hal 102-106)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar